Wednesday, August 14, 2013

Menulis Novel (part 3)

Part 1-nya bisa dilihat di sini http://duniapipit.blogspot.com/2012/11/menulis-novel.html
dan Part 2-nya bisa dilihat di sono http://duniapipit.blogspot.com/2013/01/menulis-novel-part-2.html
Dan inilah Novel-nya!
Alhamdulillah...!
Seneng. Banget!
Terharu...

Bukan sekedar bahwa novel ini akhirnya (saya beranikan) publish, tapi ternyata saya bisa menyelesaikannya. Tidak ada kelegaan yang begitu melegakan ketika kita sanggup menyelesaikan target dari diri kita sendiri.

Banyak penulis bilang, sebuah karya itu gak ada bedanya dengan seorang anak. Seperti melahirkan seorang bayi. Soo priceless. Bener banget. Terutama karena novel ini begitu personal buat saya.

Novel ini awalnya memang saya niatkan untuk dipublish. Setelah novel ini rampung, sekitar awal Februari lalu,saya langsung masukan ke sebuah penerbit besar. Dan ditolak. Yah, bahasa halusnya sih, belum difollow up (tau kapan deh follow up-nye!). Jujur, saya sempat down. Dan berfikir bahwa saya tidak berbakat nulis novel dan ini bukan jalan hidup yang layak buat saya. Lalu membuat saya frustasi karena menganggap saya perlu mencari jalan hidup yang lain, sementara saya kadung mencintai menulis sebagai pekerjaan. Ya, yaa... cemen banget emang, baru sekali ditolak udah memble. Padahal dalam hati berkali-kali menghibur diri, "Aaah.. JK Rowling juga sempet ditolak kaliii...!" tapi, kecewa tak dapat terobati begitu saja.. Hingga suatu hari, tanpa sengaja, saya iseng ikutan sebuah acara buka bareng. Dan ketemu dengan Ollie (@Salsabeela), foundernya NulisBuku.com. Sebelumnya memang sempat terpikir untuk self publisihing novel ini. Tapi hati terlanjur kecewa.. (taelah!). Dari Ollie-lah saya dapet semangat lagi untuk kembali memperjuangkan novel ini. Olli banyak kasih masukan gimana caranya ngadepin penerbit. Sepanjang acara kita ngobrol panjang (sampe gak ngeh sama talkshow yang lagi berlangsung). Pulang dari sana, saya mikir banyak. Berkali-kali ngelamun, sampe kemudian besok lusanya tiba-tiba saya dapet ide untuk self publishing novel ini lewat NulisBuku.com. Bukan semata agar buku ini publish, bukan! Niat besarrnya adalah, saya ingin ngasih kado spesial untuk saya dan Nawla yang kebetulan ultah di bulan Agustus ini. So many things happened in 30 years of my life, and i think i have to give a little gift to my self. Dan saya tahu, ini akan jadi hadiah yang luar biasa bagi diri saya pribadi. Ini bukan hanya draft yang berubah bentuk menjadi novel beneran, tapi ini adalah.. semacam pembuktian diri, pada diri saya sendiri. Bahwa saya harus melangkah dengan lebih berani. Seistimewa itulah novel ini buat saya. Dan saya berharap, kelak untuk Nawla juga. Kalo teman-teman sempat membaca novel ini (sempetin yak! beli yaak! heuheue.. *mulai promo*), pasti akan ngerti kenapa saya dedikasikan ini buat Nawla.

Well, after all these.. what's next? Yang pasti, saya jauh lebih bersemangat lagi untuk menulis. Novel ini berbarengan dengan buku pertama Nawla yang kami buat bersama. Buku itu bahkan jadi lebih dulu. Akan saya posting di halaman lain soal bukunya Nawla ini. Seru banget deh, kami berdua meluncurkan karya bersama, di hari ulang tahun yang cuma beda sehari. My greatest partner emang, dia itu. Nawla.. She's 5 years old now! How time flies... *hug my baby*

Dan, apa lagi yang bisa saya katakan tentang novel ini?
Well, sesungguhnya menulis novel itu gak susah.. (ciee.. sombong!) Haha! eh, serius.. yang susah itu kalo kita gak percaya diri untuk menyelesaikannya dan gak cukup kuat (hati) menampung inspirasi yang sebetulnya bertebaran kayak kuman disekitar kita. Pengalaman saya menulis novel ini tuh seperti, semua adegan udah didepan mata, kita tinggal menuliskannya aja. Paling mikir dikit soal pemilihan diksi.. selebihnya beneran seperti mindahin apa yang kita lihat di sebuah dimensi (yang entah dimensi apa itu) ke dalam dimensi tulisan. Itu aja. Tapi perjalanannya bisa sangat terjal dan tersendat ketika hati dan pikiran kita gak jernih, beneran deh. saya ngerasa begitu. Penulis-penulis lain, begitu juga gak sih? Makanya di postingan saya sebelumnya saya sempat bilang, nulis novel ini kok rasanya spritual abis ya? bukan karena novelnya spritual,  tapi pengalaman menulisnya.. rada serem sih, tapi seru! hehe.. Dan.. saya gak sabar untuk nulis novel selanjutnya. Adegannya sedang dibangun di kepala saya. Tinggal nunggu semua adegan lengkap, kemudian saya akan mindahin semuanya ke dalam tulisan lagi. Semoga saya punya hati dan pikiran yang cukup jernih untuk semua itu.

Selamat membaca, bila ada yang bisa saya berikan dari novel itu, saya harap itu bisa menjadi kado dari saya untuk teman-teman semua.

:)



1 comment:

Asty Alisan said...

jadi...eke bisa dapet dmn kaka? :D