Monday, October 29, 2007

Dari blog lama

Ada satu tulisan saya di blog lama, judulnya "for my rector" sebuah surat yang saya tulis untuk rektor saya.

Sebuah surat yang sederhana, saya ingat saya menulisnya Insya Allah dengan segenap hati, di kampus, saat saya mau memulai skripsi, saat saya sadar bahwa ilmu saya akan diuji lewat skripsi.
Surat itu memang tidak pernah sampai di tangan bpk Rektor, tapi sampai pada hati saya saat ini, mengingatkan kembali akan cita-cita yang pernah begitu besar dalam diri saya. Saya teringat untuk segera meraihnya, tanpa tunggu apa-apa lagi, karena saat ini saya memang tidak perlu menunggu apapun. Skripsi sudah selesai, ujian kampus sudah lewat. Tinggal dijalankan, tinggalnya itu... yang malah jadi susah. Perlu komitmen besar untuk menjalankan "tinggal" itu. Saya diingatkan kembali, ingatan itulah yang akan memupuk komitmen ini lagi... Semoga Allah meridhoi...

Monday, May 08, 2006

For My Rector...

Bapak yang saya hormati,

Dari lubuk hati saya yang terdalam saya ingin memohon maaf yang sebesar-besarnya.


Maaf karena saya tidak pernah menjadi mahasiswa yang baik seperti yang Bapak harapkan pada lebih dari 5000 mahasiswa yang datang setiap tahun untuk menimba ilmu.


Maafkan saya karena saya belajar lebih banyak tentang hal lain di luar mata ajaran bidang kuliah saya.


Maafkan saya karena memandang dunia pertanian dengan sudut pandang yang mungkin amat berbeda dengan rekan-rekan mahasiswa lain, dan mungkin itu sulit dimengerti oleh bapak dan para dosen yang terhormat.


Maafkan saya yang lebih bersemangat bangun pagi untuk menulis puisi ketimbang menulis materi kuliah.


Maafkan saya karena saya lebih menyukai ruang pemutaran film ketimbang ruang kelas saya.


Maafkan saya yang bersemangat di hari senin karena pada hari itu saya bisa menonton hemat di bioskop.


Maafkan saya yang lebih banyak menyimpan nomor telepon orang-orang film daripada pejabat pejabat pertanian.


Maafkan saya yang apabila saya turun di stasiun pasar minggu, saya lebih berharap pergi daerah Cipete daripada ke Deptan.


Maafkan saya yang tidak pernah sedikitpun terpikir untuk melamar kerja menjadi ahli pertanian atau dosen pertanian.


Maafkan saya Pak... karena saya mencintai Film... karena saya ingin membuat film...


Maafkan saya karena justru di kampus Bapak cinta itu saya tumbuhkan.


Namun satu hal yang tidak pernah terlepas dari hati saya, dan semoga sampai nanti... Bahwa saya telah dididik menjadi seorang pembelajar sejati, yang proses belajar itu tidak akan berhenti, tidak akan dibatasi oleh dimensi apapun.


Saya akan terus menjadi orang yang selalu bertanya, seperti kata Pak Andi bahwa ilmuwan sejati adalah bukan yang selalu bisa memberikan jawaban, tetapi yang selalu dapat menemukan pertanyaan baru dan berusaha mencari jawabannya.


Kita manusia, bisa memiliki banyak cinta. Film adalah salah satu cinta saya, dan pertanian adalah juga cinta saya. Saya akan mencintai dunia itu dengan cara yang saya mampu, Pak...


Almamater ini telah melahirkan banyak manusia manusia hebat dan banyak berbuat untuk memberikan manfaatnya. Menorehkan bangga pada setiap jiwa yang ikut melahirkan semua itu.Dan saya, mungkin tidak bisa menjadi bagian yang membanggakan tersebut, maafkan...


Tapi almamater ini telah menjadi kebanggaan besar dalam hidup saya. Menjadi sebuah fase terbaik yang mengawali sejarah besar diri saya. Karena saya percaya pada sebuah skenario agung dari-Nya. Ada sebuah babak dan banyak adegan yang harus saya lewatkan di almamater ini. Karena disitulah Tuhan akan memberikan saya jalan untuk babak selanjutnya.


Terima kasih telah menjadi bagian dari jalan hidup saya. Terima kasih banyak... untuk Bapak yang mewakili seluruh elemen yang turut membentuk sebuah organ baru dalam tubuh saya; organ pembelajar. Terima kasih...


~~~~<>~~~~