Wednesday, April 15, 2009

stuck in the moment

begitulah yang saya rasakan saat ini.
stuck.

pada sebuah moment panjang dalam rangka menjalani takdir sebagai wanita.

stuck ini sebetulnya tidak perlu ada. ini menjadi persoalan bila sangat terasa hadir mewarnai hari-hari saya.

rasanya waktu berjalan lambaat sekali,persis di video klip U@ untuk judul lagu yang sama. semuanya terasa slow motion... sepertinya semua memang diciptakan untuk menjadi sesutu yang bisa dinikmati perlahan. mungkin saja. karena banyakorangyang merasa sedih dan terkenang bila moment ini telah berlalu. moment menjadi ibu baru.

damn, i miss many things!
jalanan, udara malam, kebebasan, kesendirian...rindu berlari mengejar mimpi!!
ouuwhh...!!! ini seharusnya gak boleh terjadi!

i love u my nawla... surely! apa yang yang terasa semoga hilang saat matahari terbit besok. seiring dengan bertambahnya keikhlasan hati untuk hidup dalam hidup yang ada saat ini...

Tuesday, February 3, 2009

Punya anak = Jadi presiden

Banyak orang ingin jadi presiden (apalagi di negara kita). Jadi presiden t uh seneng, kemana-mana di anter mobil enak, gak pernah kena macet, hidup terjamin jiwa raga, bisa keliling dunia, di hormati, berkuasa dan sejuta kesenangan lainnya.

Banyak orang melihat “keuntungan” jadi presiden dengan mata jeli, tapi terkadang lupa (atau pura-pura tidak tahu) kesulitan apa yang menghadang di depannya.

Mengurusi jutaan manusia (sekali lagi, apalagi di Indonesia) jelas bukan hal gampang, apalagi menyenangkan. Cenderung menyeramkan malah. Tanggung jawab yang begitu besar rasanya tak sebanding dengan segala fasilitas kenyaman yang ditawarkan…

Itu menurut saya.

Tapi banyak sekali yang ingin jadi presiden, yup, apalagi di tanah air kita tercinta ini. Entah akan ada berapa pasang maju di 2009 ini, namun fenomena 2004 dengan lima pasang calon presiden-wapres adalah luar biasa. Lebih dari itu untuk tahun ini, mungkinkah? Bila ya, Negara ini memang sungguh luar biasa!

Dan bila saya (sangat bila), mendapat kesempatan untuk ikut mencalonkan diri jadi presiden, akankah saya mau? Hmm… Presiden Indonesia, heh? Jujur, saya tidak mau. Bukan semata karena saya secara pribadi (saat ini) masing sangat jauh dari predikat qualified sbg capres, juga bukan saya tidak mampu membayangkan diri saya berada di mobil anti peluru yang setiap detik hidup saya di atur protokoler, bukan.. bukan itu. Seperti yang saya bilang tadi, Sob… jadi presiden itu menyeramkan, sekali lagi, apalagi di negeri ini. Saya tidak habis pikir kenapa banyak yang mau…

Dan, hubungannya dengan punya anak?

Its so related, sob…! Sama-sama sesuatu yang menyenangkan, tapi ada tanggung jawab besar yang “agak menyeramkan” didepan sana. Entahlah, mana yang lebih berat, punya anak atau jadi presiden? Hal ini bisa ditanyakan pada presiden di hampir seluruh Negara, karena mereka rata-rata sudah punya anak. Tapi bagi saya, sepertinya sama beratnya.

Dan bila saya tidak mau jadi presiden, mungkinkah saya juga tidak bersedia punya anak. Disinilah perbedaannya. Saya sudah jadi ibu sekarang, dan karena jadi Ibulah saya bisa bilang bahwa punya anak itu sama beratnya dengan jadi presiden. Saya mungkin tidak adil membuat pernyataan ini, karena saya belum pernah merasakan jadi presiden. Owh, please.. jangan buat saya merasakan hal itu. Membayangkannya saja sudah mengerikan… saya hanya tahu itu berat, cukup tahu saja. Mencobanya, No, thank u!

So, bila saya menolak jadi presiden, mungkinkah saya berencana punya anak kedua? Saya sedang belajar dari pengalaman, salah satu pembelajaran saya adalah sampai pada kesimpulan yang saya uraikan panjang di atas tadi. Tugas berat, sob… punya anak itu tugas berat sekali, apalagi bila anak itu kelak jadi presiden, apalagi jadi presiden di Negara ini, apalagi Negara ini belum ada perubahan ke arah yang lebih baik beberapa dekade mendatang… berat, sobat… ! berat...

Wednesday, January 21, 2009

www.fitriahdwiastuti.blogspot.com

Saya punya blog ketika kuliah, lebih tepatnya di akhir-akhir masa kuliah. ketika sedang skripsi. waktu dimana keinginan menulis yang lain-lain selain skripsi begitu tinggi. Setelah sekian lama, saya coba mau mengaktifkannya lagi, tapi saya lupa passwordnya, jadi ya .. buat baru lagi deh!

Tapi blog saya ini masih bisa dibuka, terkadang saya buka. Lucu, maksud saya, saya merasa lucu, seperti bercermin, tapi dengan proyeksi diri yang agak berbeda. Blog ini, adalah saya di hampir 3 tahun yang lalu. begitu terasa berbeda. Tapi membukanya, membuat saya mengingat tentang keinginan-keinginan saya di masa lalu, yang seharusnya bisa saya capai sekarang, namun ternyata belum. Ada semangat yang mengalir lagi.

Yah, itulah pentingnya kenangan... bercermin pada masa lalu untuk mengingatkan kita akan apa yang seharusnya kita capai hari ini.