Sunday, September 26, 2010

Menulis

Dulu, waktu saya SD, kalo ditanya cita2, saya selalu bingung... yang saya pahami (waktu itu) adalah kita semestinya bercita2 sesuai dengan pelajaran yang kita kuasai di sekolah. Misal,kalo jagoan matematika berarti bisa jadi guru matematik, pengusaha, ahli keuangan, atau mentri ekonomi. Kalo jago IPS, bisa jadi Lurah, Camat,Bupati, bahkan sekjen PBB (maklum anak SD,masih cetek pikirannya). Kalo jago olah raga, ya jadi atlit. Kalo jago IPA, jadi ilmuwan, dokter, astronot, ato kepala sekolah (dulu kepseknya merangkap guru IPA). Nah,kalo jago pelajaran agama, pasti jadi Da'i. Dan saya, saya menganggap saya agak lumayan di bahasa Indonesia,tapi bagian mengarangnya doang.Paling kecil saya dapet nilai 7 buat mengarang (emang ada ya mengarang dapet 6??).Itu yang saya tau.. yang saya tidak tau (pada waktu itu) adalah, mau jadi apa ya kalo jago mengarang,itupun gak jago sebenernya,lumayanlah.

Padahal eh padahaal...kenyataannya banyak yang bisa jadi profesi bagi seorang pengarang ulung! andai saya dulu tau... jadi PENULIS. Profesi yang tidak pernah saya dengar ketika saya SD di kampung nun terbelakang kala itu (yang kalo pengen pipis,kita bisa pilih mau di bawah pohon apa.. terbelakang banget kan?). Gak pernah saya bercita2 jadi penulis. Bahkan terpikir nanti gede bakal nulis apa juga gak pernah.

Barulah, ketika kuliah... saya tau,bahwa menulis adalah sebuah profesi, bahkan lebih dari itu saya memahami bahwa menulis itu adalah sebuah aktualisasi diri. Menulis adalah kunci, bagi dunia untuk menjangkau diri kita. Untuk bisa menjadi sarjana, saya harus menulis lebih dari 80 halaman skripsi, dan skripsi itulah manuskrip pertama saya bagi dunia. Bagian dari mushaf sejarah hidup kita.

Ada jaman prasejarah dan sejarah. kalo gak salah, seingat saya yang memebedakan 2 jaman itu adalah adanya peninggalan yang dianggap "tulisan". Jadi jaman sejarah ditandai oleh munculnya peninggalan semacam prasasti yang menggambarkan kondisi dunia kala itu. Disitulah sejarah dimulai.

Maka untuk saya sekarang, menulis adalah merangkai sejarah. Bukan tentang sejarah biofisik diri saya semata, tapi untuk ikut menulis tentang dunia. Dunia saat ini, saat kita berpijak,hidup,eksis,dan menjadi seseorang.

Tulisan kita,tentang apapun di dunia ini, akan menjadi indera masa depan tentang jaman ini. Lebih dari sekedar sejarah, tulisan kita kelak, mungkin (semoga), akan menjadi inspirasi untuk membangun peradaban yang lebih baik dari hari ini.

Maka,menulislah, siapapun kita, apapun yang kita tau, dimanapun kita, sepanjang yang kita yakini untuk ditulis itu bisa bermanfaat,tulislah. Meski tak ada yang membaca, tulisan kita bisa menjadi cerminan bagi diri sendiri, kadang bahkan, kita bisa terkejut oleh tulisan kita. Coba aja ;)

1 comment:

Aidia Propitious said...

Menulislah ketika bahagia, mungkin kau hasilkan masterpiece. Jika tidak pun, kau hasilkan sesuatu. Menulislah ketika sedih, karena kesedihan butuh dilukis di atas kanvas.

Senang bisa mampir di blog ini, kawan (May I?).