Perkenalkan, namaku
Pepe. Aku adalah seekor Tupai. Walaupun aku termasuk hewan yang mungil, tapi
aku punya pekerjaan penting di sini! Nah, ku harap kau sedang duduk manis di
tempat yang nyaman, karena aku akan menceritakan satu kisah penting yang
membuatku punya pekerjaan penting. Dan mengapa kau harus mendengar cerita ini? Ssst..
nanti akan ku beri tahu!
Baiklah, aku akan mulai ceritanya.
Ada sebuah tempat yang
indah bernama Hutan Palolo di atas sebuah bukit. Hutan ini kecil, maka jika kau melihat dari
jauh di luar bukit, kau akanmelihat bukit ini seperti punya jambul berwarna
hijau. Ya, itulah Hutan Palolo. Karena berada di puncak bukit, maka kami para
penghuni hutan, harus turun bukit bila ingin mengambil air. Karena sungai
terdekat hanyalah sungai kecil Lulubi yang berada di lembah. Perjalanan jauh
menuju sungai, membuat beberapa penghuni hutan kesulitan untuk mengambilnya.
Nah... di sinilah pekerjaan penting yang
aku maksud! Aku adalah si pengangkut air! Setiap hari aku bolak balik dari lembah
ke bukit untuk mengangkut air dengan kantong-kantong air andalanku! Dan
ternyata pelanggan setiaku makin banyak. Para Penghuni hutan ini rupanya sangat
doyan minum dan main air! Mereka semua sangat mengandalkanku! Aku bangga sekali
dengan pekerjaan ini.
Hingga suatu hari...
Aku melihat air sungai
berwarna cokelat pekat! Dandaerah kering pinggiran sungai semakin lebar,
yang artinya, air sungai sedang menyusut.
Beberapa bulan ini sungai memang cepat menyusut, sepertinya karena kemarau
panjang yangmelandaDan di hari itu aku melihat air sangat menyusut dan kotor
sekali! Alirannya membawa sampah-sampah entah dari mana. Aku tak tega mengisi
kantong airku, pasti rasa airnya sudah tidak enak untuk diminum. Akhirnya aku
pulang dengan kantong kosong dan hati yang kecewa.
Seluruh penghuni hutan
berkumpul dengan wajah cemas saat aku bercerita tentang keadaaan sungai Lulubi. Akupun, cemas bukan
kepalang.
“Kita harus mencari
sungai yang lain..” Kata Lambo, si Rusa betina yang cantik. “Aku harus mandi 5
kali sehari! Agar tetap segar dan cantik!”
“Benar.. di manakah sungai
terdekat selain Lulubi yah?” GumamBoris beruang berbadan besar. “Aku harus
minum 10 kantong setiap aku fitnes!” Raungnya murung.
Semua binatang tertunduk
sedih dan bingung. Aku juga. Bagaimana cara mencari sungai?
Aha! Kenapa aku tidak
memanjat ke ujung Paloloja? Paloloja adalah pohon jati tertinggi di hutan ini,
sekaligus tertua. Akarnya yang menyembul ke atas tanah bisa sebesar 3 Boris
yang berjejer. Dan untuk memeluk batangnya, mungkin perlu 20 hewan saling
berpegangan tangan. Paloloja besar dan tinggi sekali. Juga galak. Duh!Maka, dengan sangat hati-hati aku
menjelaskan masalah ini dan meminta ijin pada Paloloja untuk memanjatnya hingga
ujung. Paloloja tidak menjawab, hanya berdehem. Lalu kulihat salah satu
batangnya mengayun ke bawah untuk mempersilakan aku naik. Wah, ternyata Paloloja
tidak segalak yang selama ini kita pikirkan!
Akhirnya aku naik
sampai ujung atas Paloloja. Pamandangannya sungguh indah luar biasa! Dunia itu
luas sekali, Kawan! Rasanya aku ingin bertualang! Ups! aku hampir lupa pada tujuan utamaku mencari aliran sungai
lain. Aku lemparkan pandangan ke sekeliling lembah, tapi.. tak ada tanda-tanda
aliran sungai lain selain Lulubi yang dari kejauhanpun terlihat bernarna
cokelat pekat.
Tiba-tiba aku mendengar
suara berdehem tebal yang lebih kencang..
“EHEM.. PEPE...”
Aku terkejut.
Bulu-buluku sepertinya berdiri semua. Itu.. itu Paloloja yang berbicara!
“I..i..iyaa.. Paloloja?”
“TAK PERLU KAU MENCARI
AIR DARI TEMPAT TERTINGGI, JUSTRU DI BAWAH SANA AIR MENGALIR...”
Aku terkejut luar
biasa.“Di bawah? Bawah mana, Paloloja?” tanyaku hati-hati.
“DI UJUNG AKAR TUNGGANGKU
YANG MENUKIK KE DALAM TANAH.”
Mataku membulat lebar.
Ya ampun! Tentu saja! pikirku. Air bawah
tanah!
“Terima kasih untuk
informasinya Paloloja! Aku akan menggali tanah untuk mencari air!” Aku langsung
melompat turun.
Tapi tiba-tiba2, sebuah
dahan besar menarikku kembali ke atas.
“TIDAK SEMUDAH ITU,
TUPAI KECIL!”
Badanku langsung
gemetar. “Ma..maksudmu apa ya Paloloja..?” Aku makin gemetar.
“KAU HARUS BERJANJI
SATU HAL PADAKU, BILA TIDAK.. AKU TAK AKAN MEMBIARKANMU TURUN DARI ATAS SINI!”
Rasanya perutku melilit
sekali mendengar ancaman itu.. “Jan..janji apa itu Paloloja..?” Mulutku juga
gemetar.
“BERJANJILAH UNTUK
TIDAK MENGGUNAKAN AIR TANAH DENGAN SEENAKNYA! PERGUNAKAN SESUAI DENGAN YANG KAU
PERLUKAN. KARENA BILA KAU BOROS, KELAK TAK AKANADA LAGI AIR UNTUK KALIAN HIDUP!
DAN BILA ITU TERJADI... AKU TAK AKAN PERNAH MEMBANTU LAGI, BAHKAN.. MUNGKIN AKU
AKAN MENGUSIR KALIAN PERGI DARI HUTAN PALOLO INI!”
Aku sungguh gemeteran,
tapi aku langsung mengangguk cepat! “Baik Paloloja! Aku berjanji akan
menggunakan air itu dengan sebaik mungkin!”
“BUKAN KAMU SAJA!”
“Oh! Iya..iyaa..
Paloloja! Aku akan memberitahu seluruh penghuni hutan ini! Aku janji Paloloja!”
Singkat cerita... Aku
bersama sekelompok penghuni hutan dipimpin oleh Baruba si tikus tanah, berhasil
menyelesaikan proyek penggalian sumur hutan. Kini kami dapat mengambil air dengan
lebih mudah! Tapi.. sesuai janji kami pada Paloloja, kami tidak lagi menghambur-hambur
air dengan boros. Kami tidak mau lagi kesulitan air! Maka kami akan menjaga
sumur ini dengan sebaik mungkin. Dan aku? Yaa.. aku memang kehilangan pekerjaan
pentingku sebagai pengangkut air handal. Tapi kini aku punya pekerjaan penting
lain! Yaitu, menjaga sumur dan berpatroli mengingatkan siapapununtuk hemat air.
Termasuk mengingatkanmu, Kawan! Kini kau tahu mengapa aku menceritakan kisah
ini padamu, bukan? Sungguh.. ini pekerjaan yang tidak mudah,karena masih banyak
yang bandel dan tidak percaya kalau Paloloja pernah berbicara padaku tentang
hemat air. Tapi aku tahu ini penting! Dan aku suka pekerjaan penting!
--- selesai ---
No comments:
Post a Comment