Pages

Wednesday, October 5, 2016

Finding The Track




Coba kita lihat, apa yang yang saya miliki sekarang?


Duduk di sudut yang nyaman di meja makan bundar, yang hanya 2 meter dari dapur impian berdinding bata putih, duduk di dekat jendela hingga bisa terlihat pohon ceri kesayangan dan langit biru, dengan beberapa menit sekali Nawla "sapa" untuk minta dibuatkan cemilan, makan sore, nanya arti kalimat, curhat, atau telur mentah yang pecah di meja saat dia coba goreng telor sendiri. Yang akhirnya saya mesti berjeda dari depan laptop untuk membersihkan dapur dari lelehan telur. Selesai bersihkan dapur dan Nawla beres makan dengan kenyang, kembali saya ke dunia di layar laptop pinjaman yang canggih ini, membuka Adobe, berbaur dengan warna-warna dan desain, sosial media, web yang sedang dirancang, cerita-cerita singkat yang mulai berdatangan di email, dan printables-printables lucu yang sedang diproduksi di kamar samping yang diubah menjadi "pabrik" kecil handmade product, yang jadi bagian dari bisnis yang sedang saya jalani. Lalu, sore menjelang, saatnya mengantarkan barang pesanan yang sudah jadi ke para pembeli di berbagai kota. Bersepeda dengan Nawla ke kurir dekat rumah. Pulang dari situ, kita bisa mampir dokter gigi langganan Nawla untuk sekedar cek gigi (yang sering gratisan, dokternya super baek.. semoga Allah memberkahi) atau kalau sedang happy, Nawla suka ntraktir ibunya makan Mie Aceh sepiring berdua. Kadang cuaca hujan, jadi kita harus hujan-hujanan naik sepeda. Begitu sampai rumah, kita langsung mandi, ganti baju tidur, sikat gigi dan sholat, lalu naik ke kasur dengan selimut putih favorit yang hangat bersama sebuah buku menjelang tidur...


What a dream Job.
Isn't it?



For me, yes, it is.
Syukur tak terhingga di sepanjang nafas pada Allah atas segala karunia ini.


Bila bicara soal angka. Berapa sih pendapatan saya dari bisnis online dan start up (yeah, bahasa gayanya sih begituu..) yang sedang saya bangun ini? Yaaah.. jika dibandingkan saya kerja kantoran yang seattle dengan jenjang karir jelas, mungkin yang saya dapet sekarang tidak seberapa. Saya tidak bisa beli gadget terbaru, apply credit card, beli baju atau any women branded stuffs, punya mobil, tempat nongkrong berkelas, dinner di restoran manapun kapanpun, nonton bioskop tiap ada film baru rilis, dan segala hal yang seringkali menjadi ukuran dari "kesuksesan" finansial di kota besar. Nope. I dont have any of it. 

But... I have what i wrote above. I have something that I do with my passion, and share it with others. Buat saya, itu sudah sangat luar biasa betapa Maha Baiknya Allah.. Setelah cukup lama saya "mencari" dalam masa-masa keruh saat post partum depression seusai melahirkan Nawla. That was like a dark time, I can't see anything. Masa-masa saya jobless karena saya gak bisa ninggalin Nawla, tapi juga saya gak bisa gak punya kerjaan karena sesungguhnya saya jauh lebih suka kerja ke mana-mana daripada di dalam rumah. Masa-masa saya menjalani pencarian untuk sekian kalinya dalam hidup. Masa-masa menghadapi apapun dengan pesimis dan akhirnya geleng kepala, no.. I cant do that.. Nawla gimana..? dan sebagainya.
I was totally a loser. 

Tapi, beruntungnya saya, masih ada para orang tua yang mendoakan dengan segenap jiwanya untuk keselamatan hidup anaknya. Walau  mereka mungkin tidak paham kesulitan-kesulitan yang menimpa anaknya di masa dewasa. Barangkali doa-doa itulah yang mengetuk pintu langit hingga Allah menurunkan pertolongannya bagi saya. To find these magical words; Why Not?

Bermula dari akhirnya saya mencoba melakukan hal yang paling dekat yang bisa saya lakukan; menulis novel. Obsesi yang ada sejak saya bisa menulis puluhan cerpen saat SMP. Tapi bahkan tidak mampu saya lakukan saat profesi saya justru seorang penulis. Lepas dari job-job freelance writer yang sempat saya jalani, akhirnya saya beranikan diri menulis novel. Kenapa tidak? toh, modalnya hanya laptop, listrik dan waktu. Dalam 3 bulan novel itu rampung di sela kehidupan saya sebagai istri dan ibu dari seorang balita. That was a magic! Saya bahkan tidak tahu, apa saya bisa menulis novel secepat itu lagi saat ini. Lalu setelah menulis novel tersebut? Well, actually I had nooo idea. Gak tau, ke mana saya harus tawarkan naskah ini, saya belum punya nyali membawanya ke penerbit manapun. Hingga suatu hari Allah mengenalkan saya pada seorang kawan baik yang bilang, kenapa gak terbitin sendiri? Waw. It was like.. u know.. like u lived in a cave for long long time, then u came outside and saw that the world had changed so much! Seiring dengan berkembangnya jutaan kesempatan untuk siapapun menjadi apapun, asal ia mau berkarya. 


So.. here I am now. Bermula dari, Why Not, Pit? Saya merangkak pelan ke jalur yang saya sedang jalani sekarang. Perlahan, tapi saya tahu, I've found the track. 
Dan yang paling membahagiakan, I dont bring my self alone, I walk with the things I love the most; book and story, and I walk with Nawla. She's beyond of all the ideas of what I built today. 
Pada dunia Nawla yang dulu sempat sulit saya pahami, kini ke sanalah saya belajar untuk hidup kembali. Menyelami dunia anak-anak yang ternyata jauh lebih jago dalam mempraktekkan mantra "Why Not".. 
"Kenapa gak boleh ini, Bu?? Kenapa gak boleh itu, Bu?? Kenapa enggak Buu..?? Aku mau cobaaa!"


See.. now I know where's exactly the idea of "Why Not" come from! Haha! :))
And I'm in that world now! Into the "Kids" business! ;) 
Bakalan sukses? Well... I dont know. It's just a beginning! :)) 
Satu-satunya cara untuk tahu adalah, lakukan.
Tapi..  apapun yang menjadi buahnya nanti, semoga itu buah yang bisa menebarkan manfaat.
Amiin... Doakan yaaa...!


This is what I mean of "Kids" Business : www.bukuku.club
;)










No comments:

Post a Comment